Friday, 20 February 2015

     Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Sedangkan bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan teknik rekayasa genetika, seperti DNA rekombinan. DNA rekombinan yaitu pemutusan dan penyambungan DNA, dengan cara kultur jaringan, kloning, dan fusi sel. Coba kamu ingat kembali proses kultur jaringan dan kloning pada materi sebelumnya. Sedangkan fusi sel yaitu meleburkan sel antara jenis yang berbeda seperti sel manusia dengan sel tikus untuk memproduksi antibodi.
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
  1. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
  2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan makanan baru yaitu Nata de coco.
  3. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
  4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk bioteknologi.
Bioteknologi Konvensional                      Smada juga punya lho hasil dari bioteknologi konfensionalnya, nih dari XII IPA 4
Tuh ada,, kami menggunakan teknik bioteknologi konfensional untuk menghasilkan banyak kreasi masakan dan makanan, ada tape, roti, bapo, dan masih banyak yang lain.
Semuanya kami memakai hal hal yang ramah lingkungan lho,, hehehe :D

Monday, 24 March 2014

 BRIKET
/brikét/ n 1 bata; 2 gumpalan (sebesar kepalan tangan) dr barang lunak yg dikeraskan melalui pembakaran: arang –; pembriketan n proses, cara, perbuatan membuat briket

1. Definisi Briket
Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk memasak. Briket merupakan sumber energi alternatif dan atau pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu yang terbuat dari limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan metode yang mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisien dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).
Salah satu upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak ialah melalui bahan bakar alternatif, seperti briket. Briket adalah padatan yang umumnya berasal dari limbah pertanian. Sifat fisik briket tidak kompak, tidak keras, dan tidak padat, seperti serbuk gergaji dan sekam (tim penukis penebar swadaya, 2008).

Briket merupakan hasil dari pengolahan limbah atau sampah padat, namun hanya sampah yang bersifat degradable yang hanya dapat dijadikan sebagai briket, artinya hanya sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan briket. Briket sudah sering ditemui di lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun kebanyakan briket yang ada di masyarakat adalah briket yang berasal dari kayu dan batu bara, sebab disamping masyarakat belum memahami bahwa briket ini sebenarnya dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung kelapa, kotoran sapi, eceng gondok, kulit kacang, dan sampah organik (contohnya; dedaunan, ranting, serasah, dan jerami).


2. Macam-Macam Briket
Briket sebenarnya dapat dibuat dari beberapa bahan baku yang diusahakan dapat menunjang fungsi briket, artinya briket dapat dibuat dari bahan apa saja, namun hingga saat ini briket yang pernah ditemui di tengah masyarakat dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Briket Batu Bara
Briket ini sering ditemui di lingkungan masyarakat pada umumnya karena briket ini merupakan briket yang pertama digunakan sebelum ditemukannya briket dari bahan baku lainnya.
b. Briket Arang
Briket ini dibuat dari bahan baku kayu, terkadang masyarakat menggunakannya dalam bentuk arang hasil pembakaran kayu tanpa diproses menjadi briket.
c. Briket Kotoran Sapi
Briket ini didapat dengan melakukan pembakaran pada kotoran sapi, sebenarnya dapat diganti dengan kotoran yang lainnya, misalnya kotoran kambing.
d. Briket Serbuk Gergaji
Selama ini serbuk gergaji hasil proses pemotongan kayu tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang atau dibakar begitu saja. Padahal serbuk gergaji ini masih mengikat energi, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif dengan pembuatan briket arang.
e. Briket Kulit Kacang
Kulit kacang dapat juga digunakan sebagai briket, sebab tekstur dari kulit kacang yang menyerupai tekstur kayu ataupun tekstur tempurung kelapa, hal ini yang menyebabkan kemampuan kulit kacang dalam menimbulkan energi panas dapat dijadikan sebagai bahan baku briket.
f. Briket Sampah
Sampah organik dapat digunakan sebagai briket, seperti dedaunan, dan ranting.
g. Briket Jerami
Jerami yang dapat dijadikan briket adalah jerami yang berasal dari sisa panen yang telah kering. Karena jerami merupakan materi yang dapat terbakar dengan mudah dan ketika ia hangus ia langsung dapat hancur. Oleh sebab itu sangat bagus dijadikan briket dan dapat mengurangi limbah pertanian yang pengelolaannya akan menghasilkan briket yang dapat bernilai ekonomi.
h. Briket Tebu
Briket ini merupakan salah satu sumber energi alternatif dengan memanfaatkan limbah pertanian. Manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan briket sampah ini diantaranya:
1. mengurangi tumpukan panenan tebu;
2. mengurangi pembakaran sampah tebu yg tidak  terkendali yang mengakibatkan kerusakan ekosistem biotik lahan tebu;
3. menyediakan bahan baku untuk keperluan energi rumah tangga atau petani;
4. membantu persiapan pemanfaatan lahan dan penanaman berikutnya.
i. Briket Eceng Gondok
Kelompok usaha briket bio power di Cihampelas, Bandung telah mengusahakan pemanfaatan tanaman eceng gondok menjadi bahan bakar alternatif. Selain ramah lingkungan, briket dari eceng gondok lebih harum dan sedikit asapnya.
j. Briket Tempurung Kelapa
Untuk pengelolaan limbah tempurung kelapa yang susah hancur ketika ia masih utuh, perlu dijadikan barang yang sangat bermanfaat. Selain dapat dijadikan kerajinan tangan, tempurung kelapa dapat dijadikan bahan baku briket, bahkan seisi tempurung tersebut keseluruhannya dapat dijadikan briket baik tempurungnya yang keras, maupun sabut kelapa, ataupun cangkok luar kelapa tersebut. Bahkan nyala api yang dihasilkannya pun juga sangat bagus untuk memasak.
3. Jenis Briket


Dikenal 2 jenis briket yaitu : 
1. Tipe yontan (silinder) untuk keperluan rumah tangga 
Tipe ini lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan, suatu nama lokal berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang. Proses pembuatan briket yontan cukup sederhana. Batu bara bubuk (5 mm) diberi air (10%) ditekan dengan mesin tekan, pembriketan pada tekanan 120 kg/cm2 sehingga diperoleh briket. Untuk tipe telur perlu ditambah molasses (7 %) dan diroll pada mesin briket tipe roll. 
2. Tipe egg (telor) untuk keperluan industri dan rumah tangga


Tipe ini juga dipergunakan untuk bahan bakar industri kecil seperti untuk pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah, pandai besi, dan sebagainya, juga untuk keperluan rumah tangga. Jenis ini mempunyai lebar 32-39 mm, panjang 46-58 mm, dan tebal 20-24 mm.


4. Parameter dalam Pembuatan Briket 
Beberapa parameter dalam pembuatan briket antara lain sebagai berikut : 
1. Ukuran butir batu bara; 
2. Tekanan mesin pada waktu pembriketan; 
3. Kadar air yang terkandung dalam batu bara.


5. Karakteristik Pembakaran
Sifat pembakaran adalah sangat penting disamping tergantung dari sifat batu baranya. Karakteristik pembakaran briket ini (lama dan suhu pembakaran) tergantung pula dari besarnya udara yang terbakar (air supply) dan nilai kalori batu baranya. Makin besar udara yang ikut terbakar makin pendek lama pembakaran briket dan makin tinggi nilai kalori batu bara yang dibuat briket makin lama waktu pembakaran. Makin besar udara yang diberikan (dengan membuka udara kompor masak) makin pendek waktu pembakaran briket walaupun diperoleh suhu maksimum yang lebih tinggi.
6. Kelemahan Briket
1. Briket memiliki kemampuan yang sangat lama untuk dapat mencapai panas yang dibutuhkan untuk memasak, yakni sekitar 20 hingga 30 menit. Sehingga membutuhkan bantuan minyak tanah, namun hanya beberapa tetes saja.
2. Meski tidak berbahaya, briket lebih banyak menghasilkan asap daripada minyak tanah,sehingga dapat menimbulkan sesak, namun tetap saja tidak berbahaya karena tidak mengandung bahan yang berbahaya seperti karbon (C), metana (CH4).
3. Briket pertama kali dibakar, tidak begitu terlihat nyala apinya sehingga membuat konsumen sering mengira bahwa briket belum menyala sehingga mereka terus menambahkan bahan seperti minyak tanah, dan hal itu dapat berbahaya ketika api mulai membesar dan konsumen baru menyadari.
4. Briket yang telah terbakar tidak akan dapat mati jika tidak sampai habis menjadi arang, apalagi jika konsumen dalam sekali memasak menggunakan beberapa briket dan itu akan memebutuhkan waktu yang lama juga untuk mematikannya. Akibatnya konsumen sering menggunakan air untuk menyiramnya, yang kemudian menyebabkan briket tidak dapat digunakan kembali karena briket telah mlempem, atau bahkan ada yang hancur.
     Di SMA N 2 Blora juga ada pembuatan briket lho, nih hasil dokumentasinya :





























Saturday, 22 March 2014

     Eh temen temen, kalian tau kaga, kalo di SMA 2 Blora, tepatnya pada komunitas KANCIL'S punya lagu lho, nih coba lihat di youtube PLH SMA 2 Blora
     Bagus kan lagunya.... :) , siapa yang nyanyi :)
Nih Lagu Untuk SMA N 2 Blora SMADA Bisa
....Lagu ini karya XI IPA 4, dan dinyanyikan oleh Wahyu Mardianto dan Wahyudi Utomo
     Taman merupakan salah satu tempat yang tidak di setiap rumah ada. Banyak dari orang-orang Indonesia kurang memahami arti pentingnya taman dalam rumah mereka. Taman sekolah sebenarnya tidak perlu dibuat terlalu bagus dan luas yang penting ada. Kalas yang meskipun hanya kecil dan sederhana namun memiliki taman yang bersih dan terawat akan kelihatan lebih hidup.
Taman kelas dapat dibuat di bagian halaman depan kelas, belakang kelas ataupun samping kelas. Hal tersebut tergantung dengan keinginan dari penghuni kelas. Taman kelas dapat dibuat sesuka hati penghuninya seperti dapat dibuat taman indah yang berisi berbagai jenis tanaman bunga.
Taman kelas memiliki banyak sekali fungsi. Fungsi taman tersebut di antaranya:
1. Sebagai penyalur hobi
Hobi yang dapat disalurkan melalui taman ini adalah hobi bercocok tanam. Karena biasanya hobi ini lebih banyak dilakukan oleh siswi perempuan yang memiliki kesenangan dengan keindahan. Hobi ini akan dilakukan para siswi untuk mengisi waktunya ketika semua tugas sekolah telah selesai dilakukannya. Meskipun ada sebagian siswi yang hanya menanam dengan tujuan mengisi waktu luang saja.
2. Sebagai tempat pelepas penat dan bersantai
Taman sangatlah cocok untuk tempat bersantai kita bersama dengan teman kita. Taman yang dibuat biasanya terdapat tempat untuk duduk dan menikmati taman. Sehingga ketika kita telah capek setelah belajar, kita dapat bersantai sebentar sambil melepas penat dan menikmati suasana yang tenang.
3. Sebagai tempat rekreasi keluarga
Taman dapat menjadi suatu alternatif untuk kita apabila kita selalu disibukkan dengan pekerjaan kita. Dengan adanya taman rumah kita dapat berekreasi tanpa membutuhkan waktu yang banyak untuk pergi ke luar rumah. Di taman kita dapat melakukan berbagai hal bersama keluarga kita. Jika kita melengkapi taman kita dengan berbagai permainan seperti ayunan, kita dapat menggunakannya untuk rekreasi.
4. Sebagai media untuk mengajari anak
Taman juga dapat kita gunakan untuk menanamkan rasa cinta terhadap alam dan tanaman kepada anak. Dengan mengajari cara bercocok tanam kepada anak tentunya anak akan lebih menghargai tanaman dan alam yang ada di sekitarnya.
Jadi tidak adanya suatu taman di rumah merupakan salah satu kerugian besar untuk kita. Karena taman rumah memiliki banyak sekali manfaat untuk kita dan keluarga.
     Nih di SMADA juga ada banyak kelas nih, nih bisa dilihat sendiri 














Bagus Kan..? , :D
 

Friday, 7 March 2014